Gue itu punya pengelihatan khusus.
BUKAN INDIGO. BUKAN INDRA KE-6. BUKAN LIAT YANG BEGITU.
Gue bisa mengetahui seseorang lagi sakit atau enggak, hanya dengan melihat. Jadi, lo gak bisa belagak okay di depan gue kalo lagi gak enak badan.
Menurut bokap gue, kemampuan gue itu adalah suatu bakat berharga. Pemberian Tuhan YME. Karena gak semua orang bisa ngelihat seseorang itu lagi sakit atau enggak.
Misal :
Pernah suatu hari gue baru bangun, gue langsung turun ke lantai bawah & mendapati Iyel sedang nonton TV sambil duduk di sofa. (ya iyalah masa sambil nangkring) Gue memandang Iyel tajam. Iyel tidak
Persis seperti yang gue duga, sorenya Iyel demam.
Gue jadi pengen cerita soal kejadian aneh di komplek rumah gue :
Pernah suatu hari, mbak gue (Mbak Siti, tapi minta dipanggil Cindy, tanpa "mbak") sakit. Dia demam, muntah - muntah, & pusing sampe oleng - oleng kalau berdiri. Melihat itu, mama gue curiga. Cindy dilarikan ke rumah sakit & alhasil : dia tifus.
Malam setelah Cindy ke rumah sakit, Iyel mengalami demam, pusing, & gejala lain yang sama dengan Cindy. Mama & Popop gue khawatir Iyel mengalami hal yang sama dengan Cindy. 2 hari kemudian, Iyel dilarikan ke rumah sakit. Alhasil : Dia juga tifus.
Sehari setelah Iyel dilarikan ke rumah sakit, bokap gue mengalami hal yang sama. Yakni demam, pusing, & mual. Mama gue sudah gondok. Akhirnya, bokap gue dilarikan ke rumah sakit.
Malam setelah bokap gue masuk rumah sakit, Mama gue mengalami hal yang mirip...
GUE KOK AMAN...
Besoknya gue mengobrol dengan tetangga - tetangga gue. INI ANEH : Ternyata keluarga tetangga - tetangga gue juga pada kena tifus. Sama seperti keluarga gue, mereka sekeluarga dirawat di rumah sakit.
Tinggal sisa gue...
Waktu itu, gue baru aja nyelesain ujian akhir kelas 8 & lagi sibuk - sibuknya having fun. Kita lagi menghabiskan waktu - waktu akhir kia di kelas 8 sebelum disambut UN kelas 9. Gue jadi nongkrong sana - sini, main sana - sini, ngumpul sana - sini. Pulang sampe rumah, home alone. Kenapa? Karna semua orang di rumah gue MENGINAP di rumah sakit.
Seminggu kemudian, keluarga & tetangga gue sehat kembali & pulang ke rumahnya masing - masing. Gue cukup bersyukur.
"Oh semuanya udah pada sembuh ya... Kayaknya gue aman nih..."
Beberapa hari kemudian, gue mengalami gejala yang aneh. Gue demam berat, muntah - muntah & susah berdiri. Setiap berdiri, rasanya kayak gak bisa stabil. Berasa main tornado di atas kora - kora di dalem rumah miring. COMBO KAN?!
Beberapa hari kemudian dokter menyatakan gue db.
Sebetulnya gue agak bingung. Keluarga & banyak tetangga gue sakitnya tifus. Kenapa gue dapetnya db. Ini dateng dari mana. Siapa yang nularin ke gue. Aneh - aneh aja nih emang...
DB itu bikin lo gak bisa nikmatin betapa enaknya oreo pake susu, atau sushi, atau silver queen almond. SEMUA MAKANAN JADI GAK ENAK + SUNTIK SUNTIK TIAP HARI BUAT BLOOD TEST + GATEL - GATEL.
Dear those who ever got this disease ; GUE BENER KAN?!!
UPS. GUE BELUM SELESAI.
A good thing is :
Di saat dimana trombosit lo mulai naik lagi, dokter akan menganjurkan lo buat makan & minum. TERSERAH MAKANAN APA AJA. POKOKNYA BANYAK MAKAN + BANYAK MINUM.
Demi keselamatan gue, bokap gue rela membeli burger king, mcd, oreo, susu, donat j.co, dan banyak makanan enak setiap pulang kantor.
Tidak masalah buat gue menghabiskan hari - hari sendirian di rumah sakit. Karna yang perlu gue lakukan cuma : Tidur, makan, minum, chatting, makan, tidur, nonton film spesial liburan (waktu itu udah liburan).
However, gue benci semua yang berhubungan dengan anatomi.
Gue tidak pernah melek setiap cabut gigi. Gue merem setiap disuntik. Gue pingsan waktu pasang infus.
Really wish those kinds of thing NEVER - EVER - EVER - EVER - HAPPEN AGAIN.
Dear friends, GUE BENER KAN?!
INI INTINYA. JANGAN DI-SKIP! INI BAGIAN PALING PENTING :
Kembali ke bakat terpendam gue.
Melihat bakat terpendam gue, bokap gue jadi gak berhenti - berhentinya bilang ke gue kalau mungkin gue punya bakat jadi dokter. PLEASE BANGET. Cabut gigi aja gue merem, masa jadi dokter? Liat kodok di depan pagar, mending gue gak ke luar rumah! YANG KAYAK GINI?! DOKTER?!! *mati*
Keberanian gue akan film horor setipis tempe, tapi gue tidak takut nonton Final Destination. Gue nonton Final Destination tanpa ekspresi. Beda sama Aulia, pingsan setiap nonton Final Destination.
Melihat keberanian gue, bokap gue jadi tidak berhenti berfikir bahwa gue ada potensi jadi dokter.
Kalau pun gue berpotensi...
Bagaimana kalau gue gak cocok? Bagaimana kalau gue gak suka?
Gue terus - terusan mengingatkan diri gue sendiri bahwa :
Pendapat orang tidak selalu benar kan? Itu cuma pendapat, bukan fakta. Dimana kita bisa dapet fakta? Di diri kita sendiri. Di dalam apa yang kita yakini. However, gue harus buat keputusan. Gue tidak bisa selamanya diombang - ambing. Kalau pun pilihan gue ini akan sulit dijalanin, bukankah Tuhan akan tetap menjaga gue?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar