Kamis, 31 Desember 2015

Jangan Selamanya

Benar adanya kalau ada yang bilang bahwa gue bukanlah seseorang yang sangat pemberani. 

Gue punya rasa takut pada banyak hal. Gue takut pada semua binatang melata dan merayap, gue takut katak, gue takut darah, gue takut sama boneka bayi (apa lagi yang rambutnya udah gimbal gak karuan dan kalo dipencet bunyi bayi ketawa...), gue takut gelap, dan yang paling memyusahkan: gue takut nyetir mobil di jalan raya. 

Tapi kalau lo tanya hal apa yang paling gue takutkan di dunia, jujur gue tidak takut dibenci, gue tidak takut digunjing, gue tidak takut dipandang rendah, gue tidak takut dibaperin, tapi satu yang gue takutkan adalah... kehilangan. 

Gue rasa, gak ada yang suka kehilangan sesuatu. Jangankan kehilangan sesuatu yang berharga, kehilangan sesuatu yang kecil dan gak begitu bernilai besar pun kita bisa kesusahan. Apa lagi kehilangan sesuatu berharga untuk waktu yang sangat lama?

Sejujurnya, entah gue takut, atau gue benci pada kehilangan. Rasa takut kehilangan gue sering kali berakhir dengan kesedihan dan.. marah. 

Entah gue udah mulai gila atau bagaimana, tapi gue bahkan gak suka kehilangan sesuatu yang mengganggu dan membenci gue. Ketika gue kehilangan sesuatu yang gue anggap "mengganggu", 'sesuatu' tersebut bakal menghantui gue dengan rasa bersalah, seakan-akan gue harus putar balik dan mengejar si 'sesuatu' untuk sekedar bilang "maaf" dan lepas dari dendam dan rasa bersalah. 

Sebaliknya, ketika gue kehilangan sesuatu yang gue anggap berharga, rasa kehilangan gue akan berujung dengan penyesalan dan gue rasa, penyesalan adalah bagian terpahit dari rasa kehilangan. Entah menyesal karna mungkin ada waktu yang terbuang sehingga gue gak bisa menghabiskan waktu gue dengan 'sesuatu' lebih lama lagi, atau mungkin karena ada hal dan kata-kata yang belum sempat gue katakan pada 'sesuatu', atau mungkin juga karena gue belum sempat memberikan arti dari bahagia untuk sang 'sesuatu'. 

Padahal gue sudah tau..
Gak peduli seberapa kata sayang yang gue ucapkan atau pelukan hangat yang gue berikan... gue akan tetap merasa kehilangan kalau setelah "goodbye" tidak ada lagi pertemuan. 

Sejauh ini, kalimat yang paling gue benci dan pernah gue dengar adalah kalimat yang bunyinya; 
"ini yang terakhir..."

Kalimat itu adalah sobat dari sekawan perpisahan yang pararel. Pararel; tidak pernah ada titik pertemuan. 

Jangan pernah katakan "selamanya". Berjanjilah, jangan buat aku merasa kehilangan. Kalau pun siapa pun harus pergi, buatlah rasa kehilangan aku hanya untuk sementara. Aku mohon. Jangan buat aku merasa kehilangan. 

Senin, 28 Desember 2015

Sepenggal Kisah Sebelum 2015 Usai

Senin, 28 Desember 2015.

28????
KOK UDAH TANGGAL 28???

Piglet dan Pooh ikut kaget

Oke jadi, tepat tiga hari lagi tahun 2015 berakhir. Hal itu membuat gue sadar bahwa sudah sangat banyak hal baik manis mau pun pahit yang sudah menjadi bagian perjalanan hidup gue di tahun 2015.

Gue ingin mengajak teman-teman sedikit review tentang beberapa hal yang pernah datang dan mugkin menjadi "sesuatu" di tahun 2015. 
  1. Gue dan teman-teman angkatan Kulanta Damarudira melaksanakan Live In di Desa Pujon Kidul pada tanggal 31 Januari 2015 hingga 7 Februari 2015. Awalnya sih kami banyak mengeluh dan capek, tapi benar kata guru-guru. Sekarang gue justru rindu dengan suasana live in. Kalau kalian kepo dan pengen flashback bisa buka di http://vidwithafreakydiary.blogspot.co.id/2015/03/tujuh-hari-memori-selamanya.html (btw nama angkatan gue Kulanta Damarudira loh. Artinya keluarga yang disatukan seperti oleh darah). Bagian termanisnya adalah, gue dan Piglet merayakan hari jadi pacaran yang ke-1 tahun pada tangggal 7 Februari. That was the sweetest kind of anniversary I've ever had in my life
  2. Gue dan angkatan 2k16 menjadi siswa SMA kelas 3. Kita yang dulu melihat kakak-kakak kelas yang lelah, sekarang kita yang berada tepat di posisi mereka. 
  3. GLORIFEST 2015. Glorifest adalah sebuah pensi tahunan yang diadakan oleh SMA gue. Tahun 2015 ini, acara Glorifest mengundang RAN, Midnight Quickie, dan RAS Muhamad. Ya jadi, acaranya sehari, persiapannya berbulan-bulan. Acara sehari kelar, capeknya gak kelar-kelar. Tapi tetep aja gue salut dengan teman-teman OSIS dan SMA gue yang kerja kerasnya gak main-main. Glorifest menjadi satu pengalaman yang mengajarkan gue banyak hal, termasuk: jadi sekertaris lumayan enak sih soalnya gak ngurusin duit. 
  4. Muncul istilah BAPER. Entah siapa yang sebenarnya menciptakan istilah ini, tapi makin lama, istilah "baper" semakin memiliki perluasan makna. Orang marah, dibilang baper. Orang nangis, dibilang baper. Kenyataan yang sebenarnya semua orang harus tau adalah kalau orang itu terganggu dengan seseorang lain yang menyebalkan, maka dia layak marah dan ketika dia marah, ITU KARNA EMANG LO RESE, bukan karna dia baper. Tapi lama-kelamaan, gue sendiri terkena dampak dari Bawa Perasaan. Gue sering kali bersedih hanya dengan mendengar lagu-lagu bernada minor yang kerap mengingatkan gue tentang rasa rindu gue. Ya, emang gue cengeng sih sebenernya. Contoh: Lagu All I Ask - Adele (disuruh oleh Zeta untuk mendengarkan lagu itu, alhasil jadi baper berkepanjangan). 
Ada sebuah hari berharga yang belum sempat gue abadikan dalam blog di tahun 2015 ini. Maka itu sebelum 2015 berakhir, gue ingin menyempatkan diri menceritakan tentang hari berharga itu, mewaikili hari-hari berharga lain di tahun 2015. It was my seventeenth birthday. 

Awalnya gue benar-benar gak kepikiran mau merayakn ulang tahun dengan cara apa, bahkan gak kepikiran mau merayakan atau enggak. Teman-teman dekat gue menyarankan agar ulang tahun ke-17 gue dirayakan di KFC dengan tema Frozen. Gue menolak, dengan alasan sampai detik ini gue belum pernah nonton Frozen. Yang gue tahu cuma kalimat bernada Do You Wanna Build a Snowman, dan Go Away Anna yang dibalas dengan Ok Bye. 

Gue benar-benar gak ngerti juga gimana caranya mengadakan sebuah acara ulang tahun dan meyakinkan teman-teman bahwa acaranya seru agar mereka mau datang. Tapi teman karib gue (Bella) bilang, teman-teman pasti datang asalkan tempatnya gak begitu jauh karena kebetulan, hari ulang tahun gue adalah hari sekolah. Ngerti maksud gue kan? 

Gue dan Bella pun mendatangi beberapa tempat yang kayaknya seru buat dijadiin tempat ngerayain ulang tahun. Bayangan gue waktu itu, kayaknya bakal seru kalau tempatnya remang-remang, tapi dengan suasanya yang cute dan sesuai dengan budget gue yang terbatas. Teman-teman yang datang pun tidak begitu banyak. Alhasil, gue memiliih untuk merayakan di Nanny's Pavillon, Cibubur. 

Sesungguhnya, Mama gue lebih heboh dibanding gue dalam mempersiapkan acaranya. Mulai dari mempersiapkan MC, kue, tempat, sampai baju dan make up, semua Mama gue yang urusin. Dan gue yakin, hari itu juga menjadi hari super-duper berharga karena Mama gue. 

Nah, ini bagian yang paling seru. Kronologi
Minggu, 12 April 2015:
Gue ngeline satu demi satu teman, menyebarkan undangan yang niatnya imut, ujung-ujungnya malah garing. Responnya pun macam-macam, mulai dari yang manis hingga pahit. Berikut adalah macam-macam respon:
  • Thank you for the invitation!<3 (re: Okay, urwell!<3)
  • Okayy I will come!<3 (re: Thank youu<3)
  • Weww! Dresscode-nya apa nih, Vid? (re: ga ada dresscode kokk, casual aja)
  • Emang lu bisa ulang taun?? (re: menurut lo aja)
  • Mager ah (re: elah nyet)
  • Alah paling boongan (re: LHA MANA ADA ULANG TAUN BOONGAN)
  • Ga mau dateng. Lu aja ke rumah gw (re: perasaan gw yg ulang taun...)
  • FU*KK U GW LAGI DI BALI. ACARANYA POSTPONE DONG (re: pulang aja, pis. kalo acara udh kelar balik lagi ke Bali)
Senin, 13 April 2015:
Aulia mengirimkan pesan berbunyi: Vid, hari Rabu tanggal 15 gak ngapa-ngapain kan siangnya? Ke salon dulu yuk sebelum acara lo mulai!! Di momen itu gue sadar, pasti ada sesuatu yang salah. Kenapa? Karena Aulia seharusnya sudah tahu bahwa gak mungkin gue ga ke salon sebelum acara. Aulia dan Bella pasti mau dateng sebelum acara dan ngasih gue surprise deh.  

Selasa, 14 April 2015
Gak ada apa-apa. Biasa aja. Tapi deg-degan. 

Rabu, 15 April 2015. 
Jam 6 pagi gue kebangun. Sempat kepikiran sih kok si Aulia dan Bella atau Piglet atau siapa pun belum dateng subuh-subuh. Momen itu gue sadar gue mulai kegeeran. Akhirnya, gue tidur lagi. 

Jam 7 lewat gue kebangun lagi. Belum sempat ngapa-ngapain, tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pintu kamar gue. Di rumah gue, gak ada budaya ketuk-ketuk pintu sebelum masuk. Jadi gue yakin, itu pasti sebuah kejutan. 

Gue buka pintu kamar dan gue teriak SURPRISE!!!
Aulia dan Bella yang tengah memegang kue beserta kedua orang tua gue yang tengah merekam dengan handycam melongo. "Loh kok lo yang bilang surprise sih..." ucap Aulia. Gue pun meniup lilin di kue ulang tahun yang dibawa oleh Aulia dan Bella. Kuenya Red Velvet. Tulisannya "Happy Birthday JLo. JLo adalah nama kesayangan mereka pada gue, karna dulu gue ngefans banget sama JLo. 

Kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar di kamar. Tiba-tiba, gue menerima pesan dari Piglet, bunyinya: "Maaf ya aku gak bisa surprise-in kamu bareng Aulia sama Bella:("

SESUNGGUHNYA gue beneran sedih dapet pesan dari Piglet. Tapi gue sok okay dan menjawab dengan "Iya gakpapa kok:)"
:):):):):)

Gak lama kemudian, Mama gue memanggil-manggil gue, Aulia, dan Bella dari lantai bawah. Kami pun turun untuk sarapan. TIBA-TIBA...

Aulia ditelfon sama supirnya. Katanya, supir Aulia menabrakan mobilnya ke pagar rumah di dekat gerbang komplek gue. Sebenarnya di situ gue mikir: perasaan gak ada pager di dekat gerbang komple gue... 

Tapi karena panik, gue pun memutuskan untuk keluar rumah dan jalan kaki menuju tempat tragedi. Gue masih mengenakan kaos lusuh, celana tidur kotak-kotak, dan rambut gembel muka gak karuan. Dan tepat setelah gue melangkah beberapa kali dari pagar rumah gue... 

Samar-samar gue melihat beberapa teman gue tengah berdiri di taman bermain dekat rumah gue. Hacika, Iyo, Ferdi, Farel, Fadhli, Karena gue gak pake kaca mata, pandangan gue buram. Gue bengong dalam beberapa detik sampai tiba-tiba Piglet memeluk dan menggendong gue, membawa gue ke taman bermain tempat tean-teman gue berkumpul. Piglet dan teman-teman gue mengikatkan tubuh gue di sebuah pohon. Gue rasa, kalian tahu kelanjutannya...

Tentunya mereka membumbui gue dengan bahan adonan. Tepung, telur, fanta, kecap. Beruntung sih gak ada tauco. Dalam hukum adonan surprise ulang tahun, tauco adalah yang paling bau dan baunya gak akan hilang hanya dalam hitungan satu atau dua hari. 

Sembari mereka nepungin gue, Mama dan Popop gue hanya nonton dari kejauhan sambil merekam dengan handycam. Ternyata teman-teman gue sudah bersekongkol dengan Mama dan Popop.

Kejamnya, setelah mereka puas, mereka meninggalkan gue begitu saja terikat di taman bermain dalam keadaan bau dan penuh bahan adonan. Gue menggeliat sampai akhirnya gue berhasil lepas dari ikatan. Gue mengejar mereka satu-satu. Alasan mereka supaya gak kena kotor adonan sih macam-macam, tapi alasan mereka gak berhasil. Gue tetap mengotori mereka dengan bahan adonan yang nempel di baju gue. 

I was annoyed, to be honest. But if I could repeat that time, I would. 

Lagi ditepungin. 

Lagi ditepungin tapi disuruh gaya.

EAAAAA.
Ini nih yang katanya "maaf gak bisa dateng".
jadi kangen...



Usai mereka puas nepungin gue, teman-teman gue pun bersitirahat sementara gue mandi. Mandinya pun susah. Banyak kulit telur menempel di rambut gue, begitu pul baunya yang melekat. 

Gak lama kemudian, teman-teman gue pulang. Sebelum Piglet pulang, Piglet memberikan gue hadiah. Boneka Panda raksasa dan sebuah hadiah berbalut bungkus kado. Piglet tahu gue sangat menyukai Panda dan menyukai segala jenis boneka fluffy. Boneka Panda tersebut masih tidur bersama gue hingga malam ini dan gue panggil dengan nama 'Hemi'. Hadiah dengan bungkusan kado gue buka. Sebuah buku novel dengan SANGAT BANYAK surat dan cerita tulisan Piglet sendiri. Piglet tau gue sangat suka membaca, terutama membaca surat cinta. Seandainya mesin waktu itu ada ya...

Malamnya, acara dimulai. Belom-belom, gue udah keburu pegal karna pake sepatu ber-hak 7 cm. Teman-teman gue sudah berkumpul. Begitu pula teman-teman Mama gue, teman dekat Popop gue, hingga MC-nya. Gue sedang deg-degan, tiba-tiba dapat pesan dari Piglet: "Vid, kayaknya aku gak bisa dateng.. Maaf banget ya."

Gue kesal sampai-sampai ingin nangis. Maksudnya apa??? kenapa tiba-tiba gak datang??? Tapi apa daya, gak muungkin gue nangis di depan teman-teman gue. 

Sambil MCnya basa-basi, gue menunggu di depan pintu pintu masuk. Gue memperhatikan teman-teman dan keluarga gue satu-satu. They all are beautiful. 

TIBA-TIBA... Piglet memeluk gue dari belakang dan berkata, "Maaf ya aku terlambat..."
Ya. Oke. Ini sinetron banget. BUT THAT WAS TOO CUTE. Surprise kok bertubi-tubi...

Mungkin kami gak diciptakan untuk selamanya bersama, tapi gue tahu Piglet pernah menjadi satu yang selalu ada dan gue bersyukur karena walau pun semua sudah berbeda sekarang, setidaknya cerita gue dan Piglet pernah terjadi. Thank you, Ham. 

Acaranya dimulai dengan meniup lilin sebagai simbol dari harapan dan doa gue yang akan terkabul. Gue diperintahkan oleh MC untuk memilih 6 orang teman yang masing-masing memegang 1 lilin. Sambil gue meniup lilin, sang MC menceritakan secara singkat tentang bagaimana keluarga gue mengenal gue sejak gue lahir. Terlalu mengharukan. Gue pun banjir air mata. 

Tuh lihat. Gimana gue gak banjir air mata. 


Setelah tiup lilin, masuk ke bagian mengarukan selanjutnya. Memanggil satu-persatu anggota keluarga dan sahabat ke depan. Popop, Mama, Iyel, dan seorang sahabat diminta MC untuk maju ke depan dan mengucapkan harapan mereka untuk gue, dilanjutkan dengan acara tiup lilin dan suap-suapan kue dengan orang tersayang. 

Gue sedang memeluk Popop setelah Popop mengucapkan harapan dan doanya untuk gue.

Gue sedang memeluk Bella sambil banjir air mata saking terharunya setelah Bella mengucapkan harapan dan doanya untuk gue. 

Setelah bertahun-tahu, akhirnya Iyel mau cium pipi gue lagi. Sebenernya gue minta kado mobil + rumah dari Iyel, tapi ya sudahlah, dicium juga gue seneng. BECANDA KOK, gak minta kado mobil + rumah.

Gue lagi make a wish sebelum tiup lilin bersama keluarga gue yang sangat-sangat gue sayangi.

Gue lagi tiup lilin. 
Berikut ada pula beberapa foto gue bersama orang-orang tersayang yang sayangnya hanya beberapa dari teman gue yang ada fotonya: 

2013 (merayakan ulang tahun bella di Hanamasa) vs 2015 (merayakan ulang tahun Vidya di Nanny's Pavillon. Thank you for being my definition of "gifts from god". I love you Au, Bell.
ya oke, jangan nangis.

Teman SD since 2000 berapa gak tau saking tuanya sampe lupa. HAHAHA I LOVE U, GENK SUMINICE. 

Kumpulan pelajar lelah sekolah yang menamai genk-nya dengan #LelahSekolah. Thank you for teaching me that somet things in life are just made to be laughed at. Ily. 


Gue bersama salah satu malaikat tanpa sayap yang pernah memberikan gue arti dari suka dan duka, namun juga menjadi satu yang mengajarkan gue arti dari "Bahagia". Thank you, Ham. Ily.
Usai acara, gue pulang dan membuka kado-kado dari teman-teman gue. Sebagian besar memberikan gue novel (karena mereka tahu gue suka membaca novel) dan notebook (karena mereka tahu gue suka menulis), ada pula yang memberikan gue hadiah baju yang gue idam-idamkan sejak lama, ada pula yang memberikan kado-kado imut lainnya yang GUE SANGAT SUKA.

Hari Minggu, tanggal 19 April, Mama gue mengundang keluarga besar gue untuk merayakan ulang tahun gue di rumah dengan makan-makan dan tumpengan. Ada nenek gue, sepupu-sepupu gue, om-om dan tante-tante gue, hingga beberapa teman yang tinggalnya gak jauh dari rumah gue. Kami merayakannya dengan doa bersama dan makan malam bersama. Sederhana, namun hangat.

Kalau gue bisa, gue ingin mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang pernah menjadi bagian dalam perjalanan hidup gue di tahun 2015. Gue ingin berterima kasih untuk semua tawa, tangis, manis, dan pahit yang pernah menjadi kisah drama 2015. Memang sih, kadang gak mudah. Tapi justru ketidakmudahan itu yang menjadi pengalaman dan guru dalam kehidupan. Terima kasih banyak, malaikat-malaikatku.

Hidup adalah tentang perpindahan dan perubahan, tapi Tuhan tidak pernah meninggalkan. Tuhan mengirimkan malaikat-malaikat gak bersayap yang menjadi arti dari bahagia. Terima kasih untuk semua nada mayor dan minor, aku menyayangimu. 

Thank God for sending me all those angels
Thank God for all the uncountable blessings. 
All I know is that I'm blessed,
Thank God. 

Kamis, 24 Desember 2015

Christmas Edition 2015

Sebelum gue memulai curhat/ceramah/bacotan gue...

MERRRYYYYY CHRISTMAAASS!! GOD BLESS Y' ALL!! LOVELOVELOVE!!!

Keyakinan gue mengajarkan bahwa "kasih" adalah satu hal yang perlu diutamakan dalam segala hal. Benar-benar dalam segala hal. Berjalan, sambil mengasihi. Berlari, sambil mengasihi. Menulis, sambil mengasihi. Membaca, sambil mengasihi. Nafas, sambil mengasihi. Mikir, sambil mengasihi.

Kasih dan mengasihi yang dimaksud adalah dengan hidup tanpa mendendam, bahkan membalas pahit dengan manis, kasar dengan lembut, atau benci dengan kasih sayang. Dalam kata lain, senantiasa mengutamakan kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaan kita sendiri.

Dan gue rasa.. itu benar-benar bukan suatu hal yang bisa digampangin.

Keyakinan gue mengibaratkan dendam dan kasih dengan tamparan. Kata-Nya, kalau ada orang yang nampar pipi kiri kita, kita gak diperkenankan untuk membalas. Kita justru diharuskan untuk menawarkan pipi kanan kita untuk dia gampar lagi.

LAH DIGAMPAR KAN SAKIT?
Seriously, kalau hal kayak gitu benaran terjadi sama gue, I wouldn't slap them back with my hand. I would just kick their butt or slap them with a chair.

Gue pernah mikir kalau pernyataan "membalas benci dengan sayang" adalah suatu hal yang gak realitis dan gak akan pernah bisa gue pahamin. Gak sesuai dengan kenyataan kehidupan manusia.

Sekarang gue tanya sama lo. Kalau ada orang yang merugikan lo abis-abisan, yang mana bakal lo lakuin? Laporin mereka ke polisi, atau justru ngasih ke mereka semua sisa duit lo yang masih ada???

Ada yang bilang, sebenarnya kita gak akan pernah bisa benar-benar mengerti perasaan seseorang, sampai kita sendiri yang ngalamin, atau kita sendiri yang ada di posisi seseorang itu. Gue rasa, sekarang gue mulai ngerti maksud dari membalas benci dengan sayang.

Se-gak-peduli-gak-peduli-nya kita dengan orang yang benci kita, gue yakin gak ada satu pun manusia yang nyaman dibenci. Bahkan orang jahat pun akan lebih suka dipuja-puja dibanding dimusuhin, ya kan? Haters gonna hate, katanya. Tapi kalau gue bisa memilih, better not to hate and not being hated than having haters who are gonna hate. Being hated by someone makes me sad, to be honest.

Gue pernah dibenci. Gue pernah dibenci sampai-sampai sapaan gue ditolak. Gue pernah dibenci sampai semua hal tentang gue adalah salah, seakan-akan gak ada satu pun hal baik dari diri gue. Gue pernah dibenci sampai-sampai keberadaan gue dianggap sebagai sebuah ancaman. But I'm not a bomb..

Gue pernah menangis kencang-kencang karena gue dibenci abis-abisan. Lama kelamaan, rasa sedih gue justru berubah jadi benci juga, mungkin sama besarnya dengan rasa benci mereka ke gue. Gue marah dan gue jengkel setiap gue mendengar nama mereka. Rasanya gue gak sedikit pun berurusan atau bahkan mengenal mereka lagi.

Tapi lama-lama, gue capek sendiri.
Lama-lama gue sadar kalau sebenarnya, untuk menghilangkan jenuh dan capek gue adalah bukan dengan mendendam, tapi justru dengan memaafkan. Bukan hanya memaafkan mereka yang membenci kita tanpa mereka minta dimaafkan, tapi juga dengan memaafkan diri kita sendiri dan yang paling susah, memaafkan masa lalu.

Sebuah post lama gue berjudul "Captain of The Plane" yang gue tulis beberapa tahun lalu mengatakan bahwa memaafkan masa lalu adalah bagian dari menjalani hidup. Setiap orang pasti pernah punya kesalahan, dan kalau kita hanya terpaku pada kesalahan kita, kita gak akan bisa melangkah lebih jauh. Kita gak akan bisa memulai suatu hal baru yang lebih baik kalau kita masih mendendam pada masa lalu kita sendiri. Ternyata ada berguna juga ya nulis di blog sendiri...

Gue paham benar kalau setiap kebencian dan rasa sayang, punya alasan.
Gue gak ingin dibenci, tapi kalau kesalahan gue adalah sebegitu besar di mata mereka, mungkin ini yang paling baik. Mungkin bahagia bagi mereka adalah hidup tanpa keberadaan gue. Mungkin bahagia bagi mereka adalah menjalani hari-hari tanpa maaf di antara mereka dengan gue. Mungkin mereka lebih bahagia seperti ini. Mungkin dengan beginilah gue mengasihi mereka dan mereka mengasihi gue. Gue percaya, mereka hanya menginginkan yang terbaik. 

Gue akan tetap menunggu hari dimana gue dan mereka bisa berteman, seperti hari-hari yang sebenarnya belum pernah ada. Gue akan menunggu sambil memeluk mereka dari jauh, lewat doa. Seperti apa yang keyakinan gue selalu ajarkan.

Seberapa pun benci mereka pada gue atau benci siapa pun terhadap lo, percayalah: God's love to you is even bigger than theirs. Thank You, God.
 

Me and My Freaky-Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review