Kreativitas generasi muda Indonesia berkembang seiring
perkembangan teknologi yang melesat. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh
teknologi melahirkan generasi muda kreatif dengan berbagai bentuk karya. Karya
seni tidak lagi terbatas pada karya tangan, tapi juga dalam rupa keberagaman
produk digital. Tak jarang pula, ragam karya digital menjadi andalan generasi
muda dalam meraup keuntungan.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa maraknya perkembangan teknologi yang melesat merupakan
produk dari globalisasi. Berkat globalisasi, Indonesia tidak buta akan kemajuan
dan berbagai kemudahan yang dibawa pada kehidupan manusia. Sebagaimana definisi
dari globalisasi (mendunia), segala
sesuatu adalah sangat mungkin untuk didengar dan dilihat oleh sisi dunia yang
berbeda sekali pun terpisah jarak jauh.
Terlepas
dari aspek mendunia, globalisasi pula melahirkan berbagai produk dari
perkembangan teknologi yang pesat. Produk teknologi di suatu negara dapat
dengan mudah dikenal dan digunakan oleh sisi bumi yang lain. Produk-produk
tersebut melahirkan berbagai kemudahan serta buah digital dari kreativitas manusia.
Komputerisasi yang waktu demi waktu tidak terhambat oleh kendala kapabilitas
manusia menciptakan generasi yang akrab dengan induk dan produk digital.
Dengan
keberadaan aset dan produk digital, manusia semakin dimudahkan dalam
menciptakan berbagai produk kreatif. Dengan keberadaan komputer dan berbagai
aplikasi dengan beragam fasilitas, manusia dapat menciptakan karya seni gambar,
audio-visual, bahkan musik hanya dengan mengandalkan komputer.
Tak
hanya kemudahan dalam menciptakan produk kreativitas, kemudahan pula hadir
dalam rupa publikasi melalui media sosial. Terlebih perlu kita pahami bahwa
globalisasi menciptakan berbagai media sosial dan media komunikasi yang membuat
manusia dapat dengan mudah berinteraksi walaupun terpisahkan oleh jarak yang
jauh.
Tak hanya manfaat dalam komunikasi, manfaat juga
dirasakan dalam berbagai kemudahan publikasi. Suatu karya berupa foto, gambar, video,
ataupun musik dapat dengan mudah dipublikasi dan diperkenalkan kepada orang
banyak melalui media sosial. Dengan begitu, tidak hanya karya yang
diperkenalkan pada dunia, tapi juga siapa yang menciptakan karya tersebut.
Dengan kondisi tersebut, sering kali kita menjadi sulit untuk membedakan mana
orang yang kreatif dan mana orang yang cerdik dalam memanfaatkan media sosial.
Sering kali pula kita menjadi sulit untuk membedakan pengguna dan pembuat.
Terlepas dari melesatnya kreativitas generasi muda,
budaya Indonesia yang tidak kalah kaya akan nilai seni belum menjadi kiblat. Karya digital melalui berbagai
media sosial seolah-olah memiliki daya tarik lebih tinggi daripada kesenian
Indonesia, melahirkan generasi pengguna,
bukan pembuat.
Hery Budiawan Dosen Pendidikan Seni Musik Universitas
Negeri Jakarta (UNJ) menyampaikan berbagai pandangannya terhadap perkembangan
kreatifitas generasi muda Indonesia dalam wawancara yang dilakukan pada Kamis,
13 April 2017. Dalam wawancara tersebut, Hery Budiawan menyatakan bahwa kemauan
untuk berkarya adalah dasar dari berkembangnya kreatifitas generasi muda
Indonesia. Terlepas dari kemauan, kepedulian generasi muda akan budaya
Indonesia pula menjadi kunci dari berkembangnya kesenian Indonesia.
Dalam wawancara tersebut pula, Hery Budiawan menjelaskan
berbagai pandangannya mengenai makna dari kreatif. Bagi beliau, tidak selalu
memanfaatkan kemajuan teknologi dan media sosial dapat dikatakan kreatif. Ada
kalanya, kita perlu mengapresiasi kreativitas dengan mampu memebedakan antara
pengguna dengan pembuat. Kreatif bagi Hery Budiawan adalah bagaimana seseorang
mampu menciptakan sebuah karya.
***
Menurut Anda, bagaimana kondisi generasi muda Indonesia bila dikaitkan
dengan kreativitas yang semakin berwarna?
Kalau melihat kondisi
saat ini kreativitas yang beragam hanya beberapa persen generasi muda yang
kreatif (creator), sebagian lagi
masih bertaraf pengguna bahkan masih banyak juga yang sekedar ikut-ikutan (nge-trend) Seseorang bisa dikatakan
kreatif kalau dia membuat bukan menggunakan. Sebagai contoh go-jek, grab, goruku, aplikasi yang
sangat baik dan mereka yang membuat berhasil membuka lapakan kerja baru, tapi
sebagian besar hanya pengguna bukan pembuat jadi tidak bisa dikatakan generasi
yang kreatif.
Menurut Anda, faktor apa yang paling kuat dalam mendorong perkembangan
kreativitas?
Yang paling besar
mempengaruhi dunia kteativitas adalah kebutuhan ekonomi. Semua creator mempunyai visi yang sama yaitu
kesejahterahan ekonomi mereka. Mungkin ada beberapa factor pendukung seperti
kurangnya lapangan pekerjaan, ingin di sebut sebagai visioner dan sebagainya,
hal itu terjadi disegala bidang.
Media sosial menjadi ladang kreativitas generasi muda (contoh:
video-video kreatif di Instagram). Menurutu Anda, adakah kaitan yang erat
antara perkembangan teknologi dengan perkembangan kreativitas generasi muda?
Pemanfaatan teknologi
sebagai suplemen kreatifitas saat ini pun masih belum dirambah dan
dimanfaaatkan secara baik, kembali pada jawaban saya dipertanyaan pertama,
hanya sebagaian kecil yang mempunyai hubungan erat antara kreatifitas dan teknologi.
Video di media sosial hanya
sebagai bentuk pemanfaatan applikasi yang dibuat, justru yang sangat kreatif
orang yang membuat applikasi tersebut. Ranah konsumtif di Indonesia sangat
tinggi. Keuntungan dari perkembangan teknologi yang ada dengan kreatifitas saat
ini lebih mengacu pada sifat eksistensi (keberadaan) belum sepenuhnya teknologi
dimanfaatkan sebagai media yang mempunyai hubungan erat antara creator dan teknologi.
Bila dikaitkan dengan kondisi sosial, adakah situasi tertentu yang
mendorong berkembangnya kreativitas generasi muda?
Sangat, kondisi
sosial pada masyarakat Indonesia adalah ekonomi yang lebih pada kebutuhan hidup
mereka, persaingan di dunia lapangan pekerjaan juga salah satu factor munculnya
kreatifitas generasi muda.
Adakah perbedaan yang mencolok dari bentuk-bentuk kreativitas generasi
muda dari masa ke masa?
Secara umum sama
saja, hanya dalam 10 tahun terakhir ini sang creator dapat menginformasikan
hasil kreasi mereka pada khalayak umum dikarenakan kemajuan teknologi, mungkin perbedaan
yang mencolok masalah kreatifitas dari masa ke masa hanyalah bentuk informasi
kretifitas itu sendiri. Selebihnya secara ide, mereka mempunyai keunikan khusus
pada setiap dekadenya.
Dalam pandangan Anda, dalam bidang apa kreativitas generasi muda paling
menonjol?
Saat ini sangat
banyak generasi muda yang lebih mengedepankan kewirausahaan mereka di kuliner,
fashion, dan seni. Ketiga bidang itu sangat kuat saat ini yang dilakukan
generasi muda. Namun untuk seni tujuan utama sang creator tidak melulu berurusan
dengan ekonomi, kepuasan adalah tujuan utama dari sang creator seni.
Sebagaimmana yang dipaparkan dalam koran Pikiran
Rakyat edisi 8 April 2017, wadah bagii
para pegiat kreatif seperti Bandung Creative Hub (BCH) telah banyak dibangun. Menurut Anda, adakah latar belakang
tertentu yang melatarbelakangi dibuatnya creative centre?
Dibuatnya creative centre dimanapun kembali hanya
bersifat mewadahi (fasilitas,relasi) dimana para pengiat bisa mendapatkan
fasilitas serta membuka kerjasama dengan dunia luar mereka, tapi saya yakin ada
syarat-syarat tertentu untuk masuk ke dalam creative centre, bila terjadi ada
syarat tertentu missal: sudah terbentuk selama 3-5 tahun baru bisa masuk ke
dalam wadah tersebut, lalu bagaimana creator yang idenya sangat baik namun ia
baru memulai, apakah bisa diwadahi bila ada syarat tersebut?. Bisaanya dunia
kreatif ada dan tidaknya wadah yang dibuat tidak mempengaruhi kreatifitas
mereka kecuali yang mempunyai kreatifitas yang pas-pasan.
Di Indonesia, banyak fasilitas kesenian tidak dimanfaatkan sebagaimana
yang diharapkan. Dapat kita lihat bahwa galeri-galeri seni di Jakarta tidak
banyak dijadikan tujuan utama vakansi generasi muda. Menurut Anda, apa yang
menyebabkan masih rendahnya antusiasme generasi muda terhadap kesenian,
terlebih kesenian budaya Indonesia?
Rendahnya kreatifitas
pada bidang seni terjadi karena seni bukan ilmu yang mudah, keterbatasan ide,
ilmu pada bidang seni adalah salah satu penghabat pada dunia kreati dibidang
seni. Kalau masalah kebuadayaan Indonesia sangat komplek sekali banyak factor
yang mendorong sehingga kesenian Indonesia kurang diminati (ekonomi,
relefansi,) dua hal yang sangat kuat sehingga kurang diminatinya kesenian
Indonesia, namun bagi creator seni justru sebagai pemicu berkembangnya seni di
Indonesia. Teknologi juga sangat mempengaruhi antusias kepada seni di
Indonesia, informasi yang didapat dari teknologi membuat para generasi muda
menutup diri untuk mengenal budayanya sendiri. Sebagai contoh. Saat ini
siapapun yang kumpul lebih dari 2 orang kebiasaan yang dilakukan dengan bermain
handphone pintar, padahal budaya Indonesia komunikasi, ide, dan hal yang
lainnya terjadi pada tataran konunikasi saat berkumpul.
Seiring perkembangan teknologi yang pesat, banyak generasi muda
Indonesia lebih tertarik pada kreativitas digital daripada budaya Indonesia.
Bagaimana pandangan Anda?
Tidak masalah,
pemanfaatan teknologi kalau itu untuk memperkenalkan budaya dan mengembangkan
budaya Indonesia itu jauh lebih baik, namun yang terjadi sebaliknya, hadirnya
teknologi pada saat ini justru membutakan mereka tentang budaya Indonesia,
hanya sebagian yang memanfaatkan hal tersebut, kembali saya utarakan ranah
teknologi di Indonesia baru pada taraf pemanfaatan bukan taraf penciptaan.
Menurut Anda, mungkinkah kreativitas digital menjadi wadah bagi
perkembangan budaya bangsa?
Sangat mungkin, kalau
generasi muda mulai peduli pada budaya. Manfaatkan teknologi sebagai media
mencari apa itu Indonesia? Budaya Indonesia?. Bagaimana membuat itu terjadi, kembalikan
kepada kepedulian warga Indonesia, Pemerintah, dan Undang-Undang Teknologi
(UUITE)
Menurut Anda, apa yang dibutuhkan generasi muda Indonesia untuk dapat
terus berkarya?
Yang paling utama
dalam berkarya adalah mau berbuat, tanpa kemauan kreativitas dan karya tidak
akan mungkin terjadi. Niat menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan
maju. Manfaatkan teknologi sebagai transportasi untuk berbuat nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar