Jumat, 07 Maret 2014

Gue dan Piglet

Setelah sekian lama gue gak ngeblog...

AKHIRNYA GUE BISA NGEBLOG LAGI. (which is h-2 mid semester)
Gue sendiri gak nyangka bakal sesibuk ini. Gak bisa setiap hari lagi nyantai-nyantai because tugas ini itu numpuk udah kayak perasaan yang dipendam berbulan-bulan. #ok

Jangankan buat ngeblog, buat ngelakuin kegiatan di luar sekolah aja udah seret kayak skinny jeans, gimana buat bisa bersantai ria begini?

Oke sebetulnya gue bener-bener gak tau harus mulai dari mana. TOO MANY THINGS HAPPENED IN MY DAYS THAT I HAVEN'T WRITTEN ON MY FREAKY DIARY.

*mikir mulai dari mana harus nulis*

Oh gue tau. Kita mulai dari sini aja:
Gue move on. 

Gue pernah bilag bahwa hidup dan moving on itu seperti kita yang menjadi seorang kapten pesawat. Kita jadi kaptennya, pesawat jadi hidup kita, dan dunia jadi langitnya. Kita bebas bawa pesawat kita kemana saja di langit luas, tanpa batasan. Ketika kita salah jalan, well, tenang aja karna langit itu luas & sejauh apa pun kita tersesat, kita masih di langit. Namun ada saatnya kita perlu berhenti sejenak mengisi bahan bakar (baca: mengisi hati kita yang mungkin kosong). Di fase inilah gue berada.

Pernah gak sih lo ketemu seseorang yang ketika lo melihat dia, lo seakan-akan melihat bayangan diri lo sendiri? Rasanya kayak ada sesuatu yang bikin lo dan dia connected. Lo sendiri pada awalnya tidak mengerti kenapa bisa gitu, tapi seiring berjalannya waktu, jembatan penghubung jiwa lo dan jiwa dia makin kuat?

Gue pernah.

Namanya...
Gue udah bener-bener kehabisan kata-kata buat ngasih nama orang lagi di blog gue.
Oke, kita panggil dia Andrew Garfield.

GAK. TERLALU KEREN.
Kita panggil dia... Piglet.

Gue ingat jelas pertama kali gue ketemu Piglet. MOS, Juli 2013.
Gue gak menceritakan bagaimana pertama kali gue melihat Piglet. Tapi hari itu, gue yakin gue melihat ada sesuatu dari diri Piglet yang membuat gue merasa... harapan itu ada. (Baca: charming guy)

80% dari hari-hari gue bersama Piglet adalah ketawa. Why? Because Piglet adalah laki-laki dengan gaya yang selangit, padahal ternyata orangnya... maco kok, maco (gitu lah ya).

Piglet adalah anak pindahan dari Texas yang balik ke kampung halaman (which is Indonesia) setelah tinggal 3 tahun di sono. So, dia menghabiskan masa dimana kata-kata keren muncul, yakni saat kita SMP.

Misal:

"Glet, kamu pernah ke KidZania gak?"
"Gak sih, tapi aku tau KidZania kok. Yang kayak Timezone itu kan?"

Gue pun pingsan.

"Itu PHP namanya..."
"PHP apaan sih? Pizza Hut Pelipery?"

Gue pun koma.

Secara tidak langsung, Piglet mengajarkan gue bahwa kita sebetulnya bisa merasakan sayang melalui kesederhanaan. Dia juga mengajarkan gue bahwa tantangan itu pasti ada & lagi nungguin kita di depan. Tapi kalo kita terus-terusan takut, gimana kita bisa bahagia dengan apa yang kita punya?

Piglet juga mengajarkan gue bahwa kadang gue harus percaya pada diri gue sendiri. Gue tidak bisa terus-terus menggantungkan diri gue pada perkataan orang lain. Orang lain juga manusia, omongannya gak akan 100% benar. Mereka ada agar gue befikir matang, bukan agar gue tidak percaya pada keyakinan gue.

Believe, and you're gonna have a magical day.

I'm glad Piglet came.
I thank God for the coming of Piglet in my life.

Lesson of the day:
Ketika lo berfikir bahwa seseorang itu charming... JANGAN LOSE HOPE. JANGAN.
Ketika lo bisa bermimpi akan sesuatu, maka sebenarnya sesuatu itu MUNGKIN SAJA TERJADI. Gue pernah ada di posisi dimana gue adalah Peter Parker, dan Piglet adalah Marry Jane. Yang perlu Peter lakukan hanyalah tetap menjadi dirinya sendiri, dan berharap agar sesuatu yang paling baik terjadi.

Ketika sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, percayalah berarti kita mendapatkan yang terbaik. Ketika harapan datang, genggam dan jangan lepaskan begitu saja hanya karena waktu yang tak pendek. 

(p.s: Selamat tanggal 7<3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Me and My Freaky-Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review