Rabu, 04 Mei 2016

Pulang

Rabu, 4 Mei 2016 (22.32)

Gue tahu seharusnya sekarang gue berhadapan dengan buku-buku berisi materi tentang soshum, tapi gue benar-benar sedang penat. Gue gak lelah, gue hanya jenuh. Gue benar-benar sedang ingin pulang. Menulis, menuangkan ide dan perasaan gue ke dalam tulisan, adalah definisi gue dari pulang.

Popop gue mengetuk pintu kamar. Gue hentikan alunan musik melow gue dalam playlist, "Ada apa, Pop?"

"Gak apa-apa. Walau pun gak karuan, ternyata enak juga ya ternyata kamar kamu. Luas, cahayanya juga pas," ucap Popop gue sembari pandangannya menjelajahi ruang kamar gue dengan cahaya remang-remang dan baju berserakkan di kasur. "Kalau kakak kuliah nanti, aku mau tidur di kamar kakak." 

Gue tersenyum.

Setiap manusia butuh tempat tinggal untuk pulang, untuk berteduh, berlindung, dan beristirahat dengan nyaman. Di dalam tempat tinggalnya, setiap manusia berhak untuk merasa nyaman. Nyaman sebagai dirinya sendiri, yang dia suka. Walau pun berantakkan gak karuan, gue suka dan nyaman stay di kamar ini. Kasurnya empuk, meja belajarnya luas, dan lampunya redup, pas dengan gue yang gak begitu suka gelap, tapi gak begitu suka dengan yang terlalu terang, soalnya bikin mata gampang capek. Ternyata walau pun kamar bobrok gue kerap jadi bahan lelucon keluarga, masih ada Popop yang mau merasakkan nyamannya ruang ini, bersama gue. 

Berapa hari ini, gue menonton film-film pendek karya teman-teman di angkatan gue. Walau pun gak semua film menceritakan tentang apa yang gue alami di SMA, gue tetap berlinang air mata. Di titik ini gue sadar, gak lama lagi ada banyak hal yang akan meninggalkan dan ditinggalkan. 

Teman-teman gue di SMA. Mulai dari mereka yang menjadi teman bicara gue saat hari pertama masuk SMA, mereka yang menjadi kawan gue di kelas IPA dan dengan sabarnya mendengarkan keluh kesah gue tentang galau jurusan, mereka yang menjadi kawan gue di IPS dan mengajarkan gue bahwa gue tidak sesendirian itu, mereka yang mengajarkan gue bahwa gue layak bahagia, mereka yang menjadi arti dari teman yang sejati, atau dia yang menjadi pangeran kisah romansa gue di SMA. 

Gue tidak akan menyalahkan waktu yang terus berjalan menghitung detik. Gue juga tidak akan menyalahkan diri gue sendiri yang mungkin sering kali menyia-nyiakan waktu yang pernah ada. Tapi beginilah adanya. Hanya dalam hitungan hari, semua gak akan sama lagi. Gak akan ada seragam yang sama. Gak akan ada kelas yang sama. Gak akan ada tawa yang sama. Gak akan ada keluh kesah yang sama. Gak akan ada orang-orang yang sama. Gak akan ada kisah yang sama. 

Gue percaya setiap dari gue dan mereka akan melangkah lebih jauh untuk sesuatu yang lebih baik. Entah untuk mengejar mimpi, atau mungkin mengasah diri untuk menghadapi dunia yang sebenarnya di luar sana. Apa pun itu, gue yakin kita semua melangkah lebih jauh untuk sesuatu yang lebih baik di depan sana. 

Tapi bukan itu yang gue takutkan. Gue merasa nyaman di tempat gue yang sekarang. Gue merasa ini adalah tempat tinggal yang nyaman. Gue merasa teduh. Gue merasa inilah tempat gue pulang. Entah apa pun itu yang menunggu gue di depan sana, bagaimana kalau nanti, semua tidak sama lagi? 

Mungkinkah gue masih punya tempat tinggal untuk pulang?

Hal ini yang bikin gue selalu takut untuk membuka diri dan menempati tempat yang baru. Gue sadar, selama ini gue hanya menutup diri dan gak membiarkan diri gue sendiri melihat hal lain di luar sana, yang mungkin lebih baik dari apa yang gue punya. 

Kehidupan manusia itu dinamis. Selalu ada perubahan dan perpindahan. Untuk bertahan hidup, setiap mahkluk hidup harus beradaptasi. Otak gue tahu benar bagaimana caranya beradaptasi. Tapi tidak dengan hati gue. 

Dalam melodi, ada nada mayor dan nada minor. Nada mayor biasanya membunyikan alunan yang ceria. Nada minor biasanya membunyikan alunan yang sedih atau mengharukan. 

Untuk lo/kamu/anda yang baca sepucuk catatan harian gue ini, percayalah, gue senang kalian pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup gue. Anggap saja entah itu nada mayor atau minor yang pernah kita bunyikan, tapi setiap susunan nada pasti menjadi susunan melodi yang indah. Terima kasih karena mau menjadi tempat gue untuk pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Me and My Freaky-Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review