Selasa, 23 Desember 2014

Berguru di Kota Udang

Gue sedang tiduran di kasur ditemani dengan keram perut yang lebih dahsyat dari biasanya menjelang period. Tapi gue bukan sedang ingin membahas period gue. 

Beberapa hari lalu, tante gue (Auntie Aris) mengirim sebuah foto ke grup chatting keluarga gue. Awalnya gue mengabaikan. Namun setelah gue lihat, ternyata itu adalah foto nenek gue (Deti) lagi pake baju model abg + celana legging hitam. Gue sempat pangling. Gue sempat mengira tante gue mengirim foto anggota SNSD, ternyata itu foto nenek gue. 

(barusan itu hiperbola)



Gue sangat menyayangi kedua nenek gue. Baik nenek dari bokap, mau pun nenek dari nyokap. Bisa dibilang, gue cukup dekat dengan nenek-nenek gue, dan jujur aja, sangat senang hangout dengan kedua nenek gue. 

Nenek dari bokap gue biasa gue panggil dengan sebutan "Deti" yang sampe sekarang, gue kurang ngerti apa artinya nama tersebut. Deti adalah seorang keturunan Manado kental, namun bertempat tinggal di Cirebon semenjak Deti masih kecil. 

Deti sangat jago memasak. Masakan Deti yang paling gue idolakan adalah ayam goreng tulang lunak. Setiap gue liburan, Deti pasti menelpon gue dan mengundang gue untuk berkunjung ke rumahnya di Cirebon dengan undangan berbunyi: 

"Vidya kapan ke sini? Deti udah bikinin ayam goreng tulang lunaknya tuh. Tapi kalo ke sini, jangan lupa bawa kado ya!" 

Deti sangat rajin membaca alkitab. Deti membaca alkitab setiap malam, lalu melanjutkannya dengan berdoa, kemudian tidur, ditemani dengan suara radio Kristen Cirebon yang gue tidak ingat namanya, yang selalu memutar lagu puji-pujian terhadap Tuhan. Deti selalu mengajak gue untuk ikut berdoa bersama setiap gue menginap di rumahnya. 

Pernah sewaktu gue masih SD, gue menginap di rumah Deti bersama seorang sepupu gue (Timothy). Tentu saja, Deti mengajak gue & Timothy berdoa bersama. Sebelum berdoa, Deti mengajak gue & Timothy menyanyikan sebuah lagu puji-pujian dengan posisi berdoa. Sambil memejamkan mata dan melipat tangan, lagu kami dendangkan. Lagunya begini: "Kami naikan syukur padaMu... Kami naikan syukur padaMu... Kami naikan syukur, Yang Mulia... Kami naikan syukur padaMu.."

Namun irama demi irama, gue dan Timothy malah geli sendiri. Kami sesekali mengintip satu sama lain, dan akhirnya tawa kami pun meledak. Deti yang sedang kusyuk pun akhirnya mencubit gue & Timothy. Semenjak itu, kami gak pernah nyanyi lagi sebelum doa bersama. 

Deti sangat menyayangi kucing, gue juga cinta mati sama kucing. Deti memelihara kucing bernama Bona. Sayangnya, Bona adalah kucing paling annoying yang pernah gue temui di muka bumi ini. 

Gue jadi ingat...
Beberapa bulan yang lalu, gue berlibur ke Cirebon. Gue menginap selama 5 hari di rumah Deti. Sebagai pencinta kuliner, tentu saja bersama bokap gue berkeliling Kota Cirebon mencicipi jajanan demi jajanan. Tak jarang gue berkunjung ke spot-spot asyik di Cirebon untuk photo hunting. 

Selama gue di Cirebon, nenek gue terus-terusan membahas tentang celana jeans yang pada akhirnya, dia bercerita ke gue kalau dia sedang sangat menginginkan celana jeans. Deti bilang, Deti juga sama seperti gue, ingin mengikuti perkembangan mode masa kini. 

Akhirnya tepat pada hari terakhir gue di Cirebon, gue seharian menemani Deti berkeliling mall demi mencari jeans idamannya. 

Setelah berputar-putar mencari jeans, kami makan di sebuah tempat makan pizza karna saat itu, Deti sedang sangat menginginkan pizza. Kami mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari hobi gue, hobi deti, sekolah gue, masa sekolah deti, dan banyak hal lain. Deti juga sesekali menanyakan gue sudah punya pacar atau belum dan bagaimana hubungan gue dengan pacar gue. 

Hingga akhirnya Deti bercerita tentang bagaimana Deti bertemu dan merajut kisah bersama Denang, kakek gue. 

"Denang gak pernah sekali pun bilang "I love you". Kalau ngapel ke rumah Deti dulu, pasti membawa koran untuk dibaca. Tapi Deti tuh sesungguhnya sudah tau, diam-diam, Denang pasti memperhatikan Deti. Buktinya sampai sekarang, Deti masih tuh merasa dicintai sama Denang. Menurut Denang, apa gunanya berkata-kata kalau bertindak lebih bernilai." 

Mungkin maksud Deti dan Denang adalah actions speak louder than words.  

Sejenak gue terdiam mendengar penjelasan Deti. 

Bener juga ya, Det. Deti perlu belajar dari aku tentang perkembangan modis jaman sekarang, dan aku perlu belajar dari Deti tentang arti sejati dari hidup. 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Me and My Freaky-Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review