Rabu, 26 November 2014

Tsubasa dan Bulan Purnama

"Gambar sebuah pemandangan, Vid. Pemandangan apa saja yang ada di pikiran kamu saat ini", kata Mr. Rifky dalam pelajaran konseling.  

Gue menggambar sebuah jembatan di antara dua tebing, melintasi sebuah sungai deras, dengan latar sebuah bulan purnama di tengah gelap malam. 

"Penuh kebimbangan. Dua buah tebing, menggambarkan pilihan yang lagi Vidya bingungin. Jembatan, menggambarkan tempat dimana Vidya sekarang bertahan, dibingungkan kembali oleh teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Sungai deras, menggambarkan rintangan dan permasalahan yang mungkin sekarang sedang dihadapi. Bulan, menggambarkan Vidya yang juga berfikir pilihan mana yang paling baik untuk diambil," jelas Mr. Rifky memecah keheningan, sempat seakan menggantung di udara beberapa detik. 

Beberapa teman melihat gue dengan tatapan "CIE GALAU", sementara gue hanya melongo, mencoba mencerna semua penjelasan Mr. Rifky. Segera gue palingkan tatapan gue dengan senyum tipis malu-malu mati gaya. 

Mr. Rifky benar. Tidak satu pun perkataannya tidak sesuai dengan apa yang mengganggu pikiran gue. 

"Ini semua cuma tentang kapan lo siap membiarkan dia pergi," jelas Tsubasa. 

"I'm never ready of losing him, Tsubasa. Never."

"Ya emang gak akan pernah siap sih. Its just about how brave we are to accept it... Be strong, okay?"

ucap Tsubasa untuk kesekiankalinya terngiang-ngiang dalam benak gue. Membuat gue semakin panjang berfikir... dan galau. 

Ini semua adalah tentang ketakutan gue. Ketakutan gue terhadap apa yang akan gue hadapi setelah gue mengambil keputusan. Sebenarnya, keputusan ini tidak akan menjadi keputusan yang salah, karna memang hanya satu keputusan inilah jalan keluarnya. 

Ini hanya tentang kapan gue siap dan berani untuk menjadi ikhlas, juga kapan gue berhenti takut sendirian. 

Sebenarnya gue merindukan gue yang dulu. Gue yang selalu berani melangkah walau sendirian, gue yang selalu ingat bahwa pada dasarnya gue tidak sendirian karna Tuhan bersama gue. 

Gak, gue bukan kangen gue yang dulu. 

Gue kangen semua yang ada dulu. 

Mr. Rifky benar. Gue sedang sangat-sangat kebingungan, dan gak peduli seberapa banyak pun advice yang gue terima, gue hanya akan tetap bertahan pada bulan purnama, yakni pikiran gue sendiri yang sangat rumit. 

Harus kemana sekarang? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Me and My Freaky-Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review