Jumat, 07 Maret 2014

Empat Rabi Jenaka

Gue hidup bersama banyak orang yang... mungkin otaknya sedikit sengklek seperti otak gue. 4 di antara mereka adalah; Iyo, Cika (@chikaanzalna), Marsha (@marshakanya), dan Zhafira (@zhafirasyachmi).

Mereka adalah 4 dari orang-orang yang membuat gue lupa akan kesedihan gue sementara. Mereka adalah pembakar kalori paling manjur dalam hidup gue. Baik dengan becandaanya mereka, tingkahnya mereka, atau cerita pengalaman mereka. Kadang mereka bikin gue mikir kalo... oh ternyata gue apes di dunia ini tidak sendirian.

Gue ingat suatu siang gue sedang pelajaran lintas minat paksa kimia, lalu kami membicarakan tentang susu sapi.
"Susu sapi bisa diminum langsung dari sapinya, sir?" tanya gue dengan pikiran agak sakau.
"Bisa sih, Vid. Tapi emangnya lo mau? Bayangin aja, tetek sapinya habis diremes-remes sama tangan mang-mangnya. Tangan mangnya kotor dan bau. Hii gue sih jijik" kata Cika sambil memeragakan gaya memeras.

Semenjak itu gue ilfeel liat sapi betina.

Gue juga jadi ingat ketika suatu hari gue berjalan dari kantin bareng Iyo. Karna habis makan, tangan Iyo kotor. Di tengan-tengan obrolan gue dengan Iyo, tiba-tiba Iyo menghampiri anak SD, naro tangan di punggung anak itu & bilang, "kemeja kamu lucu banget sih!". Artinya: iyo meret.

Gue ingat ketika suatu hari gue bersama Marsha dan Zhafira berjalan sambil ketawa-ketiwi ke ruang musik, mau jam pelajaran musik. Saat mau masuk, Marsha mendengar ada suara geduk-geduk drum. Menurutnya, bunyi itu mengganggu. Jadi Marsha dengan sewotnya buka pintu ruang musik & teriak, "IHH BERISIK TAU!!!"

Ternyata saat itu guru musik gue yang lagi main drum.

"Vid, lo siap first kiss gak?" tanya salah satu dari mereka suatu siang.
"Tau dah, siap kali" jawab gue peduli tidak peduli. Kami sempat mendiskuskannya, tapi waktu itu gue pikir itu gak penting dan mereka gak bakal menanggapi serius-serius amat. 

Suatu siang menjelang sore, gue sedang duduk di samping lapangan basket, nungguin Piglet latihan. Saat itu, Cika, Iyo, dan Marsha sedang ada di dekat situ, tapi gue gak lagi ngobrol sama mereka-mereke.

Piglet berlari ke arah gue, dan langsung duduk depan gue, berhadapan dengan gue. Di tengah-tengah kami yang mengobrol, tiba-tiba ada sebatang lipbalm jatuh di depan gue & depan Piglet. Seakan-akan lipbalmnya jatuh dari langit. Siapa lagi jika bukan Cika dan Iyo yang melemparkan lipbalm. Gue hanya bisa tersenyum malu sementara Piglet cekikikan menertawakan gue.

Suatu hari yang lain, gue dan Piglet mengobrol di depan kelas. Tiba-tiba Cika datang dan memberikan gue sesuatu. Karna gue sedang fokus pada Piglet, gue ambil saja barang Cika tersebut. Beberapa detik kemudian, gue sadar kalau yang Cika taro di tangan gue adalah... lipbalm. Lipbalm lagi.

Sampe sekarang, lipbalm-lipbalm itu masih sering kali tiba-tiba bertebaran dalam hari gue.

Cika memang expert dalam hal gituan.

Sadar atau tidak, mereka mengajarkan gue bahwa kadang gue harus berhenti menganggap hidup gue terlalu serius. Gue layak lepas dari berbagai stres. Gue berhak menertawakan setiap hal kecil dalam hidup gue. (Karna hal apa aja bisa kami tertawakan) Bukan berarti gue berhenti fight untuk kesuksesan gue. Gue hanya perlu... ingat bahwa di dunia ini banyak hal bodoh dan konyol yang ada untuk ditertawakan.

#SalamOtakSengklek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Me and My Freaky-Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review