Ini adalah bagian terkonyol dari perasaan sayang. Ketika kita sayang sama seseorang, kita punya keinginan untuk memiliki. Karena kita ingin memiliki, kita gak ingin apa yang kita inginkan menjadi milik orang lain. YA, GUE CEMBURU. MAU APA LO SEMUA??? MAU LABRAK GW??? SINI RIBUT!!!!!
Gaklah, becanda.
Tapi oke serius lagi.
Lucu adalah ketika kita cemburu atau iri, kita akan melihat semua hal buruk dari "rival" kita.
Selama ini gue selalu mempertanyakan mereka yang bisa-bisanya benci sama orang, padahal mereka gak saling kenal. Anehnya lagi, mereka bicara hal-hal negatif tentang orang yang mereka anggap "rival" seakan-akan gak ada lagi hal baik dari "rival"nya.
Cewek kalau lagi mau bicarain hal-hal negatif tentang "rival"nya, sering kali menaik-naikan subjek pembicarannya. Dalam kata lain; menaik-naikan untuk menjatuhkan.
Misalnya begini:
"She's like really kind and pretty. I mean, siapa lagi sih yang kenal sama hampir semua cowok because of her kindness. (nah ini bagian menjatuhknnya) BUT, demi apa pun, itu cewek kegatelan banget. Ganjennya gak ketolong ya ampun..."
Sumpah, gue gak ngerti sama kayak begini. Lo memuji-muji seseorang, dengan tujuan menjelek-jelekannya juga? Kenapa gak sekalian lo straight to the point? Puji-pujian lo itu gak bakal menyelamatkan pencitraan lo. Intinya, lo tetap menjelek-jelekan "rival" lo pada akhirnya. Tapi itu udah hukum alam. Its been a girl's mindset, dan yang namanya hukum alam, gak akan bisa dibantah. Sumpah gue gak ngerti.
Sampai akhirnya...
Gue merasa ada seseorang yang (bisa dibilang) jauh lebih baik daripada gue di mata Piglet. Lebih cantik, lebih pintar, lebih badai rambutnya, lebih tajir, lebih eksis, lebih segalanya yang bikin gue murka deh pokoknya. Gue mulai merasakan percikan-percikan api cemburu.
Suatu hari, gue mengobrol dengan Bella dan begini ucapan gue:
"She's like really pretty. She has the coolest hair everrr yang 100x lebih badai daripada rambut gimbal gue. Gue gak tau siapa yang gatel di sini. Tapi sekeren-kerennya dia, bodo amat. Pokoknya kalau dia mau macam-macam, gue saingan dia,"
BOOM!!
Tapi kemudian gue terdiam...
Gue mencoba mencerna perkataan gue sendiri...
Kemudian gue tertawa, menertawakan diri gue sendiri. Gue dimakan oleh omongan gue sendiri. Gue bicara seakan-akan gue jauh lebih baik dari orang yang gue anggap "rival". Gue bicara seakan-akan hal-hal baik dari "rival" gue sebenarnya gak sekeren yang gue sendiri kira. Ini adalah suatu sikap sok tingkat dewa.
Sumpah, itu paragraf yang baru aja gue sebut, "sok"nya minta ampun. Seperti cewek-cewek lain yang sedang emosi sama "rival"nya, gue memuji-muji seseorang yang gue anggap "rival" dengan tujuan menjatuhkan dia pada akhirnya.
Ini benar-benar hukum alam dunia "cewek-cewek" yang gak akan bisa dibantah. Lo manusia-manusia yang bukan cewek, gak usah protes. Kalian gak akan bisa merubah hukum alam, kalian cuma perlu memahami. Secowok-cowoknya cewek, gak akan lepas dari hal-hak kayak begini. Catatan untuk diri gue sendiri: lain kali jangan sok. Bisa kemakan omongan sendiri loh.
Hari-hari berikutnya, gue melihat orang yang gue anggap "rival". Dari kejauhan, gue melihat dia dengan tatapan jijik dan bergumam, "Siapa lo. Ew,".
Gue bahkan bertanya kepada beberapa orang gue anggap sangat mengerti sang "rival". Gue mencari tahu sebenarnya "rival" gue ini seperti apa di mata mereka (yang gue yakin, bocah kayak "rival" gue ini gak bakal keren-keren amat di mata orang lain). Dalam kata lain, secara gak langsung, gue mencari mereka yang bisa bikin gue lebih semangat untuk bersaing.
Tapi kemudian lagi, gue tertawa. Sebenarnya apa sih yang sedang gue lakukan?
Setelah gue pikirakan baik-baik, sebenarnya sikap cemburu dan iri hati gue ini gak akan membuahkan hasil. Kalau memang gue berhasil membuktikan kalau gue lebih baik dari orang yang gue anggap "rival", mungkin gue bisa memiliki apa yang gue inginkan.
Tapi setelah gue memiliki apa yang gue inginkan dan membuktikan bahwa sang "rival" adalah CUPU dan hanya bocah yang gak sebanding dengan gue, terus apa? Apa itu cukup menjamin buat bikin "siapa yang gue inginkan" bahagia bersama gue? Sayangnya... enggak. Di luar sana, lepas dari rambut badai sang "rival", masih banyak cewek lain yang jauh lebih baik dari gue, dan mungkin lebih baik dari sang "rival".
Semua balik lagi ke siapa yang bisa membuat "siapa yang gue inginkan" bahagia. Jadi gak peduli seberapa kuat gue bersaing dengan nih bocah "rival", itu gak akan berpengaruh ke "siapa yang gue inginkan".
"Rival" gue lebih baik dari gue. Gue merasa kalah. Itu intinya.
Setelah dipikir-pikir, kenapa gue harus pusing-pusing merubah diri gue sendiri untuk bisa bersaing?Gue sadar pada akhirnya, gue hanya perlu menjadi diri gue sendiri. Soal gue berhasil atau engga, semua balik lagi ke sudut pandang mereka yang nyaman atau tidak nyaman bersama gue.
Pada dasarnya, gue sangat memuji orang yang gue anggap "rival". Gue selalu beranggapan bahwa apa pun tentang "rival" adalah lebih baik dari apa yang gue punya. Karena itu, gue takut apa yang gue punya tersingkirkan karena nih "rival" bocah asing j-b-j-b di hidup gue. (Oke gue mulai emosi lagi.).
j-b-j-b = Join Bareng-Join Bareng / ikut-ikutan
Intinya, semua sikap dan pikiran negatif gue ini disebabkan oleh rasa takut gue sendiri. Bagian buruknya adalah rasa takut gue itu membawa gue kepada kesombongan tingkat dewa. Padahal gue sudah tau, gak ada yang bisa disombongkan di sini. Bahkan bagian gue lebih tua dari "rival" pun gak bisa disombongkan. Harusnya gue sedih karna... tahun ini gue 18 tahun dan... kuliah... Tuh kan, gak bisa disombongin.
Kita udah besar. Udah gak ada waktu untuk membenci dan dibenci. Rasanya, udah bukan lagi waktunya. Gak kok, gue gak membenci dan gue harap gue tidak dibenci. Serese-resenya, "rival" kita, hidup damai itu jauh lebih menyenangkan daripada menang di atas kesedihan orang lain, termasuk di atas "rival" kita. Udah dong, gak usah selek. Pusing nih, mau ujian. Doain ya.
Akan selalu ada yang lebih baik dari kita. Entah lebih bagus rambutnya, atau lebih cantik, lebih pintar, lebih eksis, lebih tajir. atau apalah yang kita anggap "lebih" dari apa yang kita punya. Tapi bahagia itu kita yang buat. Jadi diri sendiri juga bisa bahagia kok. Kalau kita sudah bahagia dengan apa yang kita punya, kita pasti turut bahagiia buat kelebihan yang orang lain punya.
"Rival" kita yang sebenarnya bukan siapa yang lebih baik dari kita. Tapi diri kita sendiri. Entah sombongnya kita, malasnya kita, atau egoisnya kita... itu yang sebenarnya harus dilawan. Gak mudah sih, tapi itu lebih baik daripada capek-capek cemburu sama apa yang lebih baik dari kita.
Jadi buat lo (orang yang merasa menjadi "rival" yang gue dedikasikan dalam post ini) gak usah seneng dulu. Gue masih jadi saingan lo dan akan selalu menjadi saingan lo. Tapi silahkan lakukan apa pun yang lo mau untuk bantai gue. Gue keluar dari perang visual kita. Lo urusin hidup lo sendiri aja, begitu pula gue. Di luar sana masih banyak cewek lain. Dunia gak sekedar antara gue dan lo.
Jangan geer. Gue punya banyak urusan lain dibanding ngurusin lo. Dasar bocah. Siapa lo. Ew.
LOH KOK EMOSI??? MAAF YA!!! JANGAN BAPER. BECANDA KOK.
Btw gue beneran suka rambut lo. Pake perawatan apa sih, dek? Kok gue catokan hasilnya gimbal mulu gak bisa kayak rambut lo... (ini serius, bukan sindiran).
Dan Piglet, silahkan cari apa yang bisa bikin kamu bahagia. kan kemarin udah ku bilang, bahagia itu kita sendiri yang cari. Kita sama-sama pernah berusaha dan sisanya balik lagi ke pilihan kita masing-masing kan? Di luar sana, masih ada banyak yang lebih baik dari apa yang aku bisa kasih. Tapi buat sekarang, lebih baik aku jadi diri sendiri dulu aja. Goodluck!
Well, lets call this "Highschool Crimes".
Seenggaknya untuk pertama kali dan terakhir kali dalam SMA, gue pernah gemas sama yang kayak begini. Gemas doang kok, bukan benci. Xoxo. Jangan geer ya, #bukansenioritas.
#PeaceIsTheMission